Riska Ayu Ardani
16709251021
Pendidikan Matematika Kelas B PPS
UNY 2016
MENELAAH DUNIA MELALUI FILSAFAT ILMU
FILSAFAT ILMU (
5 September 2016 )
Perjalanan hidup terasa begitu signifikan berubah,
saat ini di waktu hampir senja dan di ruang kuliah, bersama para pembelajar
bersemangat menerima perkuliahan Filsafat Ilmu yang diampu oleh Prof. Marsigit.
Pada permulaannya bapak Marsigit menjelaskan bahwa di perkuliahan filsafat ini
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, pada level pendidikan S1, S2
dan S3 terletak beberapa perbedaan. Perbedaan tersebut dapat diuji dan dilihat
dari kurikulum kualifikasi nasional Indonesia (KKNI).
Bapak Marsigit membuat strategi untuk setiap orang
yang diajak berkomunikasi, karena menurut pandangan beliau filsafat itu prerequisite (prasyaratnya) berupa
pengalaman. Sedangkan pengalaman sendiri sangat luas, jadi tidak ada spesifik
tertentu, atau konsep tertentu yang mendahului dan sebagainya itu bersifat tidak ada. Jika kita ingin pergi
ke pasar terlebih dahulu atau ke bank dahulu itu adalah sesuatu yang bersifat
kontekstual, tidak ada konsep bahwa untuk pergi ke bank prasyaratnya harus ke
pasar terlebih dahulu atau sebaliknya itu tidak ada, seperti itulah kira kira
gambaran filsafat. Hal lainnya hanya berupa kedalaman dan intensitasnya saja.
Prerequisite dalam belajar filsafat yang merupakan sebuah pengalaman
mengakibatkan munculnya beberapa asumsi dan asumsi-asumsi tesebut perlu
diketahui bersama. Karena perkuliahan yang memiliki waktu yang terbatas dan ruang yang
terbatas maka bapak Marsigit mencoba untuk mengambil peran tetapi tidak berarti
mengurangi atau menghilangkan peran mahasiswa, tetapi menambah bahkan
melebih-lebihkan peran mahasiswa. Jika waktu perkuliahan lebih banyak
dimanfaatkan oleh bapak Marsigit untuk mengajar, hal ini menjadi sesuatu yang
tidak baik. Faktanya, sebagian dari kita memiliki persepsi yang berbeda beda.
Oleh karena itu, jika perkuliahan hanya berlangsung pada rentang saat ini, dan
tidak ada yang lain, jika dilihat dari sisi waktu dan jika Bapak Marsigit adalah
guru yang otoriter, berarti waktu yang ada akan digunakan semua oleh beliau.
Keadaan tersebut adalah reduksi, yang kemudian bapak
Marsigit sederhanakan bahwa hidup ini dari pemanfaatan waktu saja. Tetapi hidup tidak
seperti itu, tidak hanya masalah uang saja, tidak hanya masalah waktu saja,
tidak hanya kekayaan saja. Bapak Marsigit menyarankan agar kita perlu mencari
waktu yang lain supaya kita memiliki waktu selain dari perkuliahan ini.
Masing-masing independen, merdeka antara satu dengan yang lain. Jadi, peran mahasiswa
dapat dioptimalkan pada suasana dan tempat tertentu dimana mahasiswa bisa
merdeka berbicara, berpikir, dan sebagainya selain ditempat ini. Strategi
perkuliahan yang ditawarkan oleh bapak Marsigit adalah membaca semua elegi dan
meninggalkan jejak di dalam setiap elegi tersebut. Belajar adalah sesuatu yang
merdeka, dan secara prosedur dan sifatnya adalah demokratis bagi pembelajar
filsafat ilmu ini untuk mencari sebuah makna dan nilai yang berbeda tetapi masih
dalam struktur yang sama.
Selanjutnya dapat dilihat di....
Menelaah Dunia Melalui Filsafat Ilmu
Selanjutnya dapat dilihat di....
Menelaah Dunia Melalui Filsafat Ilmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar